Friday 2 August 2013

Seumpama Pensil.......

Ketika aku membaca dari sebuah blog  ada sesuatu yang menarik buat aku...
Aku menyenangi kalimat. Dan kalimat, sebagaimana kita faham, adalah formasi apik bentukan kata-kata, words. Jadi, bisa dikatakan, tak mungkin menyenangi kalimat jika tidak menyenangi kata-kata, bukan?
Okay. Apa yang menarik dari buku ini? Hmm… bagiku semua kalimat yang ada di dalamnya. Karena itu, aku ingin membaginya dengan kalian.
Kita tidak memulai tepat dari halaman pertama. Tapi, mengikuti tabiatku, terlebih dahulu bidik sisi yang paling “mengena”. Maka, kumulai ulas dari halaman 69. Berjudul kecil; Perumpamaan Pensil. Ups! sebelumnya, yang akan kau baca adalah ulasan. Bukan murni Copy-paste. Karena akan turut kutambahkan penafsiranku di sini.
Baiklah. Kita mulai.

Pembuat pensil menyampaikan pesan kepada pensil sesaat sebelum memasukkannya ke dalam kotak:

Ada lima hal yang harus kamu ketahui sebelum saya mengirim kamu ke dunia. Selalu ingat pesan ini dan jangan pernah melupakannya. Maka kamu akan menjadi pensil terbaik di dunia.

Pertama,kamu akan bisa mengerjakan banyak hal hebat kalau kamu membiarkan dirimu dipegang dalam tangan seseorang.

Kedua,kamu akan merasakan sakit setiap kali diraut, tapi kamu memerlukan itu untuk bisa menjadi pensil yang lebih baik.

Ketiga,Kamu akan bisa memperbaiki setiap kesalahan yang kamu lakukan.

Keempat,Bagian yang paling penting dari kamu akan selalu berada di dalam.

Kelima,Pada setiap permukaan di mana kamu digunakan, kamu harus meninggalkan jejak. Apa pun kondisinya, kamu harus terus menulis.


Mari, andaikan diri kita ini adalah sebatang pensil. Untuk menjadi “kita” yang terbaik di dunia, maka tafsiran untuk lima petuah di atas berupa:


Pertama, Kita akan mampu mengerjakan banyak hal hebat kalau kita berada dalam arahan Allah. Dan sepatutnya kita biarkan orang lain membantu kita untuk mengakses segala potensi yang ada dan sesekali hidup untuk saling merepotkan. Tapi ingat, bukan digiring oleh kepentingan orang lain, kecuali kepentingan Tuhan sebab Tuhan tidak pernah berlaku dzalim! Saya kira, konsep di sini adalah konsep kerja sama yang sekaligus meneguhkan posisi kita sebagai makhluk sosial.

Kedua,Kita akan mengalami sakitnya ditajamkan dari waktu ke waktu. Akan selalu ada ujian untuk bisa naik kelas. Hidup akan memberi begitu banyak pengalaman dan menuntut lebih banyak pengorbanan. Tapi kita butuh itu untuk bisa lebih kuat atau, paling tidak, untuk menakar seberapa kuatkah kita. Ingat, pensil yang rapuh akan lekas patah ketika diraut. Begitu juga kita.

Ketiga,Kita akan terus mengevaluasi diri secara jujur. Belajar dari kesalahan-kesalahan yang pernah kita buat dan terus berupaya memperbaikinya. Keyakinan yang paling penting: Kita harus menjadi lebih baik dalam ilmu dan amal dari hari-hari sebelumnya dan kita mampu melakukan itu!

Keempat,Bagian yang paling penting dari kita adalah hati dan jiwa. Jiwa yang bersih akan meradiasikan energi-energi positif sehingga karya yang dihasilkan juga akan memberi nilai positif bagi banyak orang. Jiwa yang jujur dan tidak terlalu banyak menuntut akan turut melapangkan pikiran serta memperpendek lintasan menuju kepuasan.

Kelima,Pada setiap permukaan yang kita lalui, kita harus meninggalkan tanda. Bagaimana pun kondisinya, kita harus terus melakukan kewajiban kita dan mengingat kembali untuk apa kita dicipta. Berikanlah yang terbaik. Selalu dan selalu. Sebab tak ada kerugian ketika kita turut bersumbangsih. Ingat, jangan hanya jadi benalu yang pandainya menghisap. Paling kurang, jadilah walau sekedar mentimun bengkok yang tanpanya timbangan tak akan genap.

No comments:

Post a Comment

my videos

part 2